Sejarah Dan Tema Peringatan Hari Dokter Nasional (Hdn) 2019
April 3, 2021
Edit
KURIKULUM PELAJARANCG: Sejarah dan Tema Peringatan Hari Dokter Nasional (HDN) Ke-69 Tahun 2019. Peringatan Hari Dokter Nasional atau dikenal sebagai Hari Ulang Tahun Ikatan Dokter Indonesia diperingati setiap tanggal 24 Oktober oleh insan kesehatan dimana ini berawal dari gagasan Dr. Soeharto (pantia Dewan Pimpinan Pusat IDI waktu itu), atas nama sendiri, dan atas nama pengurus lainnya, yakni Dr. Sarwono Prawirohardjo, Dr. R. Pringgadi, Dr. Puw Eng Liang, Dr. Tan Eng Tie, dan Dr. Hadrianus Sinaga menghadap notaries R. Kadiman untuk memperoleh dasar aturan berdirinya perkumpulan dokter dengan nama ‘Ikatan Dokter Indonesia’, yang dalam Anggaran Dasarnya pada tahun 1952 berkedudukan “sedapat-dapatnya di Ibukota Negara Indonesia” dan didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan”.
Dalam goresan pena Pelajaran Sejarah kali ini mari kita mengenai Asal seruan dan Tema Peringatan Hari Dokter Nasional (HDN) yang Ke-69 Tahun 2019. Sedang goresan pena Pedoman untuk Juknis Tema Peringatan Hari Dokter Nasional (HDN) Ke-69 Tahun 2019 akan pelajarancg bahas dalam artikel tersendiri.
Peringatan Hari Dokter Nasional (HDN) mempunyai sejarah penting yang panjang apabila dilihat dari asal mula perayaan. Peringatan Hari Dokter Nasional yang diselenggarakan setiap tanggal 24 Oktober tidak semata-mata dimaksudkan untuk mengenang hari kelahiran suatu organisasi maupun Pahlawan dibidang Dokter Nasional, namun lebih merupakan sebuah momentum untuk mengingat kembali suatu insiden bersejarah kiprah dokter yang memperlihatkan inspirasi/motivasi bagi seluruh bangsa Indonesia.
Salah satu upaya yang dilakukan pengurus besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) untuk mewujudkan tujuan tersebut yakni dengan Muktamar IDI. Hal ini dimaksudkan supaya dokter-dokter muda mengingat kembali filosofi dari nilai sejarah perkumpulan dokter dengan nama ‘Ikatan Dokter Indonesia’, dimana Para dokter muda mendirikan suatu perkumpulan dokter warga negara Indonesia yang baru, dan merupakan wadah representasi dunia dokter Indonesia, baik dalam maupun keluar negeri sehingga pada 24 Oktober 1950 memperoleh dasar aturan berdirinya perkumpulan dokter dengan nama ‘Ikatan Dokter Indonesia’ (disingkat IDI).
Adapun tujuan utamanya adalah:
Sejalan dengan tujuan tersebut, Hari Dokter Nasional (HDN) dan juga Ulang Tahun Ikatan Dokter Indonesia menjadi penggalan dalam daftar hari penting Nasional dalam mencapai tujuan-tujuan yang dibutuhkan dalam membangun bangsa sehat berkarakter menuju SDM Unggul untuk Indonesia Maju berprestasi melalui dasar dan arah peningkatan berkelanjutan.
1. SEJARAH PERINGATAN HARI DOKTER NASIONAL (HDN) 2019
Sejarah telah mencatat berawal dari gagasan Dr. Soeharto (pantia Dewan Pimpinan Pusat IDI waktu itu), atas nama sendiri, dan atas nama pengurus lainnya, yakni Dr. Sarwono Prawirohardjo, Dr. R. Pringgadi, Dr. Puw Eng Liang, Dr. Tan Eng Tie, dan Dr. Hadrianus Sinaga menghadap notaries R. Kadiman untuk memperoleh dasar aturan berdirinya perkumpulan dokter dengan nama ‘Ikatan Dokter Indonesia, dalam pengertian pada 24 Oktober 1950 memperoleh dasar aturan berdirinya perkumpulan dokter dengan nama ‘Ikatan Dokter Indonesia’ (disingkat IDI), dari dasar aturan itulah yang menjadi landasan ditetapkannya Hari Dokter Nasional.
Dalam catatan sejarah organisasi kedokteran Indonesia, bahwa organisasi ini awalnya bermula dari perhimpunan yang berjulukan Vereniging van lndische Artsen tahun 1911, dengan tokohnya yakni dr. J.A. Kayadu yang menjabat sebagai ketua dari perkumpulan ini. Selain itu, tercatat pula nama-nama tokoh kedokteran menyerupai dr. Wahidin, dr, Soetomo dan dr Tjipto Mangunkusumo, yang bergerak dalam lapangan sosial dan politik. Yang hasilnya pada tahun 1926 perkumpulan ini berubah nama menjadi Vereniging van lndonesische Geneeskundige atau disingkat VIG.
Dalam VIG, pada masa dahulu dikenal 3 macam dokter Indonesia, diantaranya: dokter Jawa keluaran sekolah dokter Jawa, Indische Arts keluaran Stovia dan NIAS sampai dokter lulusan Faculteit Medica Batvienis pada tahun 1927.
Sayangnya pada masa pendudukan Jepang tepatnya pada tahun 1943, VIG dibubarkan dan diganti menjadi Jawa Izi Hooko Kai. Dalam waktu hampir bersamaan berkembang pula Persatuan Thabib Indonesia (Perthabin) cabang Yogya yang dianggap sebagai kelanjutan VIG masa tersebut. Hingga pada tahun 1945, dokter-dokter Indonesia belum mempunyai kesempatan untuk mendirikan suatu wadah dokter di Indonesia yang berskala nasional. Selanjutnya pada tahun 1948 didirikan Perkumpulan Dokter Indonesia (PDI), yang dimotori kalangan dokter-dokter muda di bawah pimpinan dr. Darma Setiawan Notohadmojo. Makara tidaklah mungkin kedua organisasi kedokteran; Perthabin dan PDI sekaligus mejadi wadah dokter di Indonesia, oleh alasannya yakni itu dicapai mufakat antara Perthabin dan Dewan Pimpinan PDI untuk mendirikan suatu perhimpunan dokter baru.
Tepat pada tanggal 30 Juli 1950, PB Perthabin (Persatuan Thabib Indonesia) dan DP-PDI (Perkumpulan Dokter Indonesia) menyelenggarakan rapat. Atas proposal Dr. Seno Sastromidjojo dibentuklah panitia Muktamar Dokter Warganegara Indonesia (PMDWNI), yang diketuai Dr. Bahder Djohan. Kemudian pada tanggal 22 - 25 September 1950, Muktamar I Ikatan Dokter Indonesia (MIDI) digelar di Deca Park yang kemudian menjadi gedung pertemuan Kotapraja Jakarta. Dalam muktamar IDI itu, Dr. Sarwomo prawirohardjo terpilih menjadi ketua umum IDI pertama. Untuk pemgukuhan resmi, pada tanggal 24 Oktober 1950, Dr. Soeharto menghadap notaris untuk memperoleh dasar aturan berdirinya perkumpulan dokter dengan nama “Ikatan Dokter Indonesia” .
Dari dasar aturan berdirinya perkumpulan dokter dengan nama “Ikatan Dokter Indonesia”, nama yang tercantum di sertifikat IDI yakni Dr. Soeharto, Dr.Sarwomo Prawihardjo, Dr. R. Pringgadi, Dr. Puw Eng Liang, Dr. Tan Eng Tie, dan Dr. Hadrianus Sinaga. Maka semenjak itu mulai ditetapkan sebagai hari lahirnya ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Hari lahirnya ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada tanggal 24 Oktober kemudian ditetapkan sebagai Hari Dokter Nasional (HDN). Peringatan atau perayaan Hari Dokter Indonesia, bertujuan sebagai rasa hormat kepada seluruh dokter yang sudah sanggup menjalankan tugasnya dengan baik dan penuh keikhlasan serta telah berhasil menumbuhkan rasa kesatuan atau meletakkan sendi-sendi persatuan dari profesi dokter Indonesia.
Pada ketika itu, apabila ditilik asal mula semangat mengajak semua lapisan masyarakat dan bentuk janji IDI dalam pengabdiannya menyehatkan masyakarat Indonesia dan sendi-sendi persatuan dari profesi dokter Indonesia. Itulah sebabnya mengapa ditetapkan hari jadi IDI (Ikatan Dokter Indonesia ) pada tanggal 24 Oktober sebagai Perayaan Dokter Nasional (HDN).
Adapun maksud dan tujuan penyelenggaraan Muktamar Dokter Warganegara Indonesia (PMDWNI), yang diketuai Dr. Bahder Djohan yakni untuk memperlihatkan kepada dunia luar, bahwa dunia profesi kedokteran bangsa Indonesia mempunyai kedudukan yang sama antara dokter-dokter Nasional dengan dokter negara lain dalam segi kualitas layanannya.
Berdasarkan sejarah singkat inilah, sudah semestinya Dokter-dokter muda di Indonesia mempunyai tekad besar lengan berkuasa dalam membangun peningkatan kualitas dan prestasi kesehatan dibidang ilmu kedokteran melalui training dan pengembangan dokter yang didukung oleh prasarana dan sarana pendidikan kedokteran, serta penerapan ilmu pengetahuan teknologi dan teknologi dokter baik yang dilakukan pemerintah, pelajar, mahasiswa, dokter, perawat, bidan dan semua elemen kesehatan serta kedokteran Indonesia.
Inilah alasan mengapa pemerintah Indonesia merasa sangat penting menyelenggarakan Peringatan Hari Dokter Nasional (HDN) bukan hanya sekedar mengenal sejarah, tema dan logo dalam bentuk kata bijaksana ataupun ucapan motivasi semata.
2. LOGO PERINGATAN HARI DOKTER NASIONAL (HDN) KE-69 TAHUN 2019
Adapun logo peringatan Hari Dokter Nasional (HDN) selalu dipakai juga sebagai momentum Hari Bakti Dokter Indonesia (HBDI) dan Hari Ulang Tahun IDI.
Catatan: Sebagaimana Siaran pers IDI pada senin 7 Oktober, menyebutkan kegiatan bertajuk IDINESIA (IDI untuk Indonesia) yang diselenggarakan di sekitar Jakarta, Tangerang, Bogor, dan Banten pada Oktober sampai November mendatang itu, merupakan janji dan keikutserta IDI dalam pembangunan kesehatan bangsa dimana ini juga sebagai pedoman resmi peringatan ke-69 tahun 2019 untuk HDN dan keempat logo ini telah banyak terdapat di spanduk maupun baliho pelaksanaan kegiatan Pra-HDN dalam menyambut HDN di 2019.
Baca:
3. TEMA PERINGATAN HARI DOKTER NASIONAL (HDN) KE-69 TAHUN 2019
Sebagaimana diliris dalam gosip Facebook resmi oleh PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), tema utama yang diangkat dalam Peringatan Hari Dokter Nasional (HDN) tahun 2019 ke 69 yakni "IDI UNTUK INDONESIA”. dengan tema ini dibutuhkan menjadi momentum untuk mengajak mengajak Sejawat Dokter Anggota IDI melaksanakan pendidikan dan penanggulangan problem kekerdilan (Stunting), penyakit tidak menular, dan kesehatan reproduksi cukup umur dalam upaya mendukung pembangunan sumber daya insan yang sehat, produktif, dan berdaya saing.
4. MAKNA LOGO SEJARAH DAN TEMA PERINGATAN HARI DOKTER NASIONAL (HDN) 2019
Adapun memaknai HDN tahun 2019 ke-69 yang tersirat dalam tema dan logo Peringatan Hari Dokter Nasional atau ulang tahun IDI ini sanggup artikan bahwa perlunya menumbuhkan motivasi dengan semangat mengajak semua lapisan masyarakat: baik pelajar, masyarakat, pekerja/ karyawan, wacana pentingnya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) juga pendidikan dan penanggulangan problem kekerdilan (Stunting), penyakit tidak menular, dan kesehatan reproduksi cukup umur dalam upaya mendukung pembangunan sumber daya insan yang sehat, produktif, dan berdaya saing melalui kegiatan upaya mengatasi problem kesehatan di Indonesia, khususnya kekerdilan dan kesehatan reproduksi remaja, kiprah semua elemen masyarakat, termasuk organisasi profesi menyerupai IDI, dibutuhkan yang mesti dilakukan ditengah acara apapun sehari-hari. Inilah hakekat yang mestinya menjadi makna bahu-membahu bukan sekedar kata ataupun ucapan semata.
Akhir kata dari pembahasan pelajarancg.blogspot.com mengucapkan selamat memperingati Hari Dokter Nasional (HDN) dan Dirgahayu IDI untuk Indonesia lebih baik, bersama Dokter, insan kesehatan mari lakukan hal sederhana namun berdampak besar, dimulai dari konsisten meningkatkan kesadaran dan kemauan masyarakat akan contoh hidup higienis dan sehat, rutin basuh tangan yang baik dan benar lantaran sanggup mencegah penyebaran penyakit.
Dalam goresan pena Pelajaran Sejarah kali ini mari kita mengenai Asal seruan dan Tema Peringatan Hari Dokter Nasional (HDN) yang Ke-69 Tahun 2019. Sedang goresan pena Pedoman untuk Juknis Tema Peringatan Hari Dokter Nasional (HDN) Ke-69 Tahun 2019 akan pelajarancg bahas dalam artikel tersendiri.
Peringatan Hari Dokter Nasional (HDN) mempunyai sejarah penting yang panjang apabila dilihat dari asal mula perayaan. Peringatan Hari Dokter Nasional yang diselenggarakan setiap tanggal 24 Oktober tidak semata-mata dimaksudkan untuk mengenang hari kelahiran suatu organisasi maupun Pahlawan dibidang Dokter Nasional, namun lebih merupakan sebuah momentum untuk mengingat kembali suatu insiden bersejarah kiprah dokter yang memperlihatkan inspirasi/motivasi bagi seluruh bangsa Indonesia.
Salah satu upaya yang dilakukan pengurus besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) untuk mewujudkan tujuan tersebut yakni dengan Muktamar IDI. Hal ini dimaksudkan supaya dokter-dokter muda mengingat kembali filosofi dari nilai sejarah perkumpulan dokter dengan nama ‘Ikatan Dokter Indonesia’, dimana Para dokter muda mendirikan suatu perkumpulan dokter warga negara Indonesia yang baru, dan merupakan wadah representasi dunia dokter Indonesia, baik dalam maupun keluar negeri sehingga pada 24 Oktober 1950 memperoleh dasar aturan berdirinya perkumpulan dokter dengan nama ‘Ikatan Dokter Indonesia’ (disingkat IDI).
Adapun tujuan utamanya adalah:
- Komitmen seluruh insan Kesehatan khususnya dokter termasuk pendidikan kedokteran untuk mempunyai wadah representasi dunia dokter Indonesia, baik dalam maupun keluar negeri;
- Menumbuhkan rasa kesatuan atau meletakkan sendi-sendi persatuan dari profesi dokter Indonesia;
- Mengajak seluruh elemen Masyarakat Indonesia untuk menyayangi kesehatan secara masif dan meluas di setiap kegiatan sehari-hari;
- Komitmen Ikatan Dokter Indonesia secara Nasional untuk konsisten meningkatkan kesadaran dan kemauan masyarakat akan contoh hidup higienis dan sehat;
- Menumbuhkan semangat mengajak semua lapisan masyarakat dan bentuk janji IDI dalam pengabdiannya menyehatkan masyakarat Indonesia.
Sejalan dengan tujuan tersebut, Hari Dokter Nasional (HDN) dan juga Ulang Tahun Ikatan Dokter Indonesia menjadi penggalan dalam daftar hari penting Nasional dalam mencapai tujuan-tujuan yang dibutuhkan dalam membangun bangsa sehat berkarakter menuju SDM Unggul untuk Indonesia Maju berprestasi melalui dasar dan arah peningkatan berkelanjutan.
1. SEJARAH PERINGATAN HARI DOKTER NASIONAL (HDN) 2019
Sejarah telah mencatat berawal dari gagasan Dr. Soeharto (pantia Dewan Pimpinan Pusat IDI waktu itu), atas nama sendiri, dan atas nama pengurus lainnya, yakni Dr. Sarwono Prawirohardjo, Dr. R. Pringgadi, Dr. Puw Eng Liang, Dr. Tan Eng Tie, dan Dr. Hadrianus Sinaga menghadap notaries R. Kadiman untuk memperoleh dasar aturan berdirinya perkumpulan dokter dengan nama ‘Ikatan Dokter Indonesia, dalam pengertian pada 24 Oktober 1950 memperoleh dasar aturan berdirinya perkumpulan dokter dengan nama ‘Ikatan Dokter Indonesia’ (disingkat IDI), dari dasar aturan itulah yang menjadi landasan ditetapkannya Hari Dokter Nasional.
Dalam catatan sejarah organisasi kedokteran Indonesia, bahwa organisasi ini awalnya bermula dari perhimpunan yang berjulukan Vereniging van lndische Artsen tahun 1911, dengan tokohnya yakni dr. J.A. Kayadu yang menjabat sebagai ketua dari perkumpulan ini. Selain itu, tercatat pula nama-nama tokoh kedokteran menyerupai dr. Wahidin, dr, Soetomo dan dr Tjipto Mangunkusumo, yang bergerak dalam lapangan sosial dan politik. Yang hasilnya pada tahun 1926 perkumpulan ini berubah nama menjadi Vereniging van lndonesische Geneeskundige atau disingkat VIG.
Dalam VIG, pada masa dahulu dikenal 3 macam dokter Indonesia, diantaranya: dokter Jawa keluaran sekolah dokter Jawa, Indische Arts keluaran Stovia dan NIAS sampai dokter lulusan Faculteit Medica Batvienis pada tahun 1927.
Sayangnya pada masa pendudukan Jepang tepatnya pada tahun 1943, VIG dibubarkan dan diganti menjadi Jawa Izi Hooko Kai. Dalam waktu hampir bersamaan berkembang pula Persatuan Thabib Indonesia (Perthabin) cabang Yogya yang dianggap sebagai kelanjutan VIG masa tersebut. Hingga pada tahun 1945, dokter-dokter Indonesia belum mempunyai kesempatan untuk mendirikan suatu wadah dokter di Indonesia yang berskala nasional. Selanjutnya pada tahun 1948 didirikan Perkumpulan Dokter Indonesia (PDI), yang dimotori kalangan dokter-dokter muda di bawah pimpinan dr. Darma Setiawan Notohadmojo. Makara tidaklah mungkin kedua organisasi kedokteran; Perthabin dan PDI sekaligus mejadi wadah dokter di Indonesia, oleh alasannya yakni itu dicapai mufakat antara Perthabin dan Dewan Pimpinan PDI untuk mendirikan suatu perhimpunan dokter baru.
Tepat pada tanggal 30 Juli 1950, PB Perthabin (Persatuan Thabib Indonesia) dan DP-PDI (Perkumpulan Dokter Indonesia) menyelenggarakan rapat. Atas proposal Dr. Seno Sastromidjojo dibentuklah panitia Muktamar Dokter Warganegara Indonesia (PMDWNI), yang diketuai Dr. Bahder Djohan. Kemudian pada tanggal 22 - 25 September 1950, Muktamar I Ikatan Dokter Indonesia (MIDI) digelar di Deca Park yang kemudian menjadi gedung pertemuan Kotapraja Jakarta. Dalam muktamar IDI itu, Dr. Sarwomo prawirohardjo terpilih menjadi ketua umum IDI pertama. Untuk pemgukuhan resmi, pada tanggal 24 Oktober 1950, Dr. Soeharto menghadap notaris untuk memperoleh dasar aturan berdirinya perkumpulan dokter dengan nama “Ikatan Dokter Indonesia” .
Dari dasar aturan berdirinya perkumpulan dokter dengan nama “Ikatan Dokter Indonesia”, nama yang tercantum di sertifikat IDI yakni Dr. Soeharto, Dr.Sarwomo Prawihardjo, Dr. R. Pringgadi, Dr. Puw Eng Liang, Dr. Tan Eng Tie, dan Dr. Hadrianus Sinaga. Maka semenjak itu mulai ditetapkan sebagai hari lahirnya ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Hari lahirnya ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada tanggal 24 Oktober kemudian ditetapkan sebagai Hari Dokter Nasional (HDN). Peringatan atau perayaan Hari Dokter Indonesia, bertujuan sebagai rasa hormat kepada seluruh dokter yang sudah sanggup menjalankan tugasnya dengan baik dan penuh keikhlasan serta telah berhasil menumbuhkan rasa kesatuan atau meletakkan sendi-sendi persatuan dari profesi dokter Indonesia.
Pada ketika itu, apabila ditilik asal mula semangat mengajak semua lapisan masyarakat dan bentuk janji IDI dalam pengabdiannya menyehatkan masyakarat Indonesia dan sendi-sendi persatuan dari profesi dokter Indonesia. Itulah sebabnya mengapa ditetapkan hari jadi IDI (Ikatan Dokter Indonesia ) pada tanggal 24 Oktober sebagai Perayaan Dokter Nasional (HDN).
Adapun maksud dan tujuan penyelenggaraan Muktamar Dokter Warganegara Indonesia (PMDWNI), yang diketuai Dr. Bahder Djohan yakni untuk memperlihatkan kepada dunia luar, bahwa dunia profesi kedokteran bangsa Indonesia mempunyai kedudukan yang sama antara dokter-dokter Nasional dengan dokter negara lain dalam segi kualitas layanannya.
Berdasarkan sejarah singkat inilah, sudah semestinya Dokter-dokter muda di Indonesia mempunyai tekad besar lengan berkuasa dalam membangun peningkatan kualitas dan prestasi kesehatan dibidang ilmu kedokteran melalui training dan pengembangan dokter yang didukung oleh prasarana dan sarana pendidikan kedokteran, serta penerapan ilmu pengetahuan teknologi dan teknologi dokter baik yang dilakukan pemerintah, pelajar, mahasiswa, dokter, perawat, bidan dan semua elemen kesehatan serta kedokteran Indonesia.
Inilah alasan mengapa pemerintah Indonesia merasa sangat penting menyelenggarakan Peringatan Hari Dokter Nasional (HDN) bukan hanya sekedar mengenal sejarah, tema dan logo dalam bentuk kata bijaksana ataupun ucapan motivasi semata.
2. LOGO PERINGATAN HARI DOKTER NASIONAL (HDN) KE-69 TAHUN 2019
Adapun logo peringatan Hari Dokter Nasional (HDN) selalu dipakai juga sebagai momentum Hari Bakti Dokter Indonesia (HBDI) dan Hari Ulang Tahun IDI.
Gambar logo IDI untuk HDN (Hari Dokter Nasional) 2019 |
Gambar Logo HUT IDI ke 69 tahun 2019 |
Catatan: Sebagaimana Siaran pers IDI pada senin 7 Oktober, menyebutkan kegiatan bertajuk IDINESIA (IDI untuk Indonesia) yang diselenggarakan di sekitar Jakarta, Tangerang, Bogor, dan Banten pada Oktober sampai November mendatang itu, merupakan janji dan keikutserta IDI dalam pembangunan kesehatan bangsa dimana ini juga sebagai pedoman resmi peringatan ke-69 tahun 2019 untuk HDN dan keempat logo ini telah banyak terdapat di spanduk maupun baliho pelaksanaan kegiatan Pra-HDN dalam menyambut HDN di 2019.
Baca:
- KEBUGARAN FISIK: PENGERTIAN, KOMPONEN, TUJUAN, MANFAAT, KONSEP & FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUGARAN JASMANI
- PENGERTIAN GIZI ATAU NUTRISI
- PELAJARAN SEJARAH: LOGO DAN TEMA HARI BIDAN INTERNASIONAL 2019
3. TEMA PERINGATAN HARI DOKTER NASIONAL (HDN) KE-69 TAHUN 2019
Sebagaimana diliris dalam gosip Facebook resmi oleh PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), tema utama yang diangkat dalam Peringatan Hari Dokter Nasional (HDN) tahun 2019 ke 69 yakni "IDI UNTUK INDONESIA”. dengan tema ini dibutuhkan menjadi momentum untuk mengajak mengajak Sejawat Dokter Anggota IDI melaksanakan pendidikan dan penanggulangan problem kekerdilan (Stunting), penyakit tidak menular, dan kesehatan reproduksi cukup umur dalam upaya mendukung pembangunan sumber daya insan yang sehat, produktif, dan berdaya saing.
4. MAKNA LOGO SEJARAH DAN TEMA PERINGATAN HARI DOKTER NASIONAL (HDN) 2019
Adapun memaknai HDN tahun 2019 ke-69 yang tersirat dalam tema dan logo Peringatan Hari Dokter Nasional atau ulang tahun IDI ini sanggup artikan bahwa perlunya menumbuhkan motivasi dengan semangat mengajak semua lapisan masyarakat: baik pelajar, masyarakat, pekerja/ karyawan, wacana pentingnya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) juga pendidikan dan penanggulangan problem kekerdilan (Stunting), penyakit tidak menular, dan kesehatan reproduksi cukup umur dalam upaya mendukung pembangunan sumber daya insan yang sehat, produktif, dan berdaya saing melalui kegiatan upaya mengatasi problem kesehatan di Indonesia, khususnya kekerdilan dan kesehatan reproduksi remaja, kiprah semua elemen masyarakat, termasuk organisasi profesi menyerupai IDI, dibutuhkan yang mesti dilakukan ditengah acara apapun sehari-hari. Inilah hakekat yang mestinya menjadi makna bahu-membahu bukan sekedar kata ataupun ucapan semata.
Akhir kata dari pembahasan pelajarancg.blogspot.com mengucapkan selamat memperingati Hari Dokter Nasional (HDN) dan Dirgahayu IDI untuk Indonesia lebih baik, bersama Dokter, insan kesehatan mari lakukan hal sederhana namun berdampak besar, dimulai dari konsisten meningkatkan kesadaran dan kemauan masyarakat akan contoh hidup higienis dan sehat, rutin basuh tangan yang baik dan benar lantaran sanggup mencegah penyebaran penyakit.